MERABA FILSAFAT

Refleksi Kuliah Ke-1 Filsafat Ilmu Dr. Marsigit

Oleh : Cahyani Eka Romadhoni, Pendidikan Sains Pascasarjana UNY

Jika menurut Syahrini sebuah sepatu bermodel unik adalah “sesuatu” maka bagi saya, filsafat juga “sesuatu”. Filsafat adalah “sesuatu” karena merupakan barang baru bagi ranah pikiran saya. Saya hanya sesekali membaca kata filsafat saat SMP ketika belajar sejarah dipandu buku kuning terbitan Dinas Pendidikan saat itu. Saat SMA saya bertemu kembali dengan kata filsafat ketika belajar sejarah di kelas X. Itupun hanya menempel pada kata “ahli filsafat”. Kelas XII kata filsafat bergema kembali berhubung teman saya ada yang ingin masuk jurusan filsafat UGM.

Filsafat merupakan salah satu pelajaran unik yang selama ini saya coba raba-raba dengan alat yang kurang tepat. Contohnya, saya mencoba memahami apa itu filsafat dengan berdiskusi dengan teman-teman kelas XII SMA yang hendak memilih jurusan kuliah S1 sekitar 4 tahun yang lalu. Diskusi tersebut akhirnya membuahkan jawaban atas pertanyaan apa itu filsafat sebagai berikut ;

  1. Filsafat itu adalah salah satu jurusan di UGM
  2. Filsafat itu adalah ilmu sosial
  3. Filsafat itu menakutkan.
  4. Orang filsafat aneh-aneh.
  5. Filsafat adalah pelajaran yang membuat stress, dll.

Tentunya definisi ini hanyalah ungkapan diskusi belaka yang kurang ditunjang dengan referensi yang valid. Namun, definisi ini telah merasuk ke dalam diri saya selama 22 tahun ini. Sebuah opini yang menyatakan bahwa filsafat itu menakutkan, membuat stress, dll. Sebuah opini yang membuat filsafat terlihat memiliki sisi negatif lebih banyak daripada sisi positifnya.

Kini, saya bisa meraba apa itu filsafat dengan metode yang lebih baik. Metode yang sebelumnya hanya diskusi non formal anak SMA, sekarang telah berubah menjadi forum kuliah filsafat ilmu yang diampu oleh Dr. Marsigit.  Tentunya ini sangat membantu saya untuk tidak keliru lagi dalam meraba filsafat.

Perkuliahan ini memiliki adab. Adap pertama; dosen tidak dalam memberi filsafat kepada mhsswa, tetapi hanya memfasilitasi aturan-aturan. Pertama posisinya, perkuliahan mandiri, unik, punya kesempatan untuk membangun filsafat. Adab berikutnya, meluruhkan ego dalam pikiranmu, tidak harus menunggu berpuluh-puluh tahun.

Filsafat bisa mandiri, kelompok, negara, atau dunia. Politik tidak bisa sendiri ; karena perlu struktur organisasi. Misalnya : ada ketua, bendahara, sekretaris, dan anggota. Filsafat tidak perlu struktur organisasi, tapi bisa sendiri.

 “Dunia” boleh ditaruh di depan apa saja, misalnya ; dunia pendidikan, dunia anak-anak, dunia orang tua, dunia trasnportasi, dunia pagi, dunia sore, dunia mimpi, dunia pernikahan, dunia percucuan, dunia sepak bola, dunia lain, dunia masak, dll. Maka filsafat juga bisa ditaruh di depan apa saja. Misalnya :

  • Filsafat Mimpi
  • Filsafat Melahirkan
  • Filsafat Kematian
  • Filsafat Nyanyi
  • Filsafat Olahraga
  • Filsafat Pendidikan Sains
  • Filsafat Sains
  • Filsafat Biologi
  • Filsafat Pendidikan Biologi
  • Filsafat Tempe
  • Filsafat Tahu
  • Filsafat Filsafat

Filsafat menjadi berbeda-beda jenisnya. Setiap kata berbeda yang didepannya diberi filsafat maka memiliki arti filsafat yang berbeda dangan kata yang lain. Banyaknya perbedaan ini menandakan bahwa banyak orang berfilsafat. Banyak orang mengolah pikirannya, membuahkan cipta rasa dan karsa pengetahuan filsafat sesuai bidangnya.

Filsafat menurut pendapat bangsa barat adalah olah pikir. Berpikir perlu refleksi pengalaman, pengalaman penting sekali. Pikiran separuh filsafat, filsafat separuh pengalaman. Contohnya remaja mendekati dewasa lalu mendekati tua. Mereka mempunyai berbagai pengalaman kehidupan, misalnya pernah ditaksir atau naksir orang. Pengalaman tersebut kemudian dirangkai dengan logika berpikir maka jadilah filsafat.

Filsafat memiliki obejek. Objek filsafat terdiri dari objek yang ada dan yang mungkin ada. Nama cucu dosen adalah contoh objek yang mungkin ada dalam diri mahasiswa. Ketika dosen telah memberi tahu nama cucu dosen, maka objek tersebut sudah menjadi objek yang ada di dalam diri mahasiswa.

Alat atau metode untuk mempelajari filsafat adalah bahasa analog. Bahasa ini tidak sekedar bahasa kiasan. Bahasa ini bisa menggambarkan lebih dari apa yang diungkapkan (menganalogikan). Misalnya analogi cinta dengan hati, pikiran dengan kepala, spiritual dengan hati, dan analogi normal-filsafat dengan pikiran.

Filsafat sekedar olah pikir. Cinta dalam hati dan berpikir dalam pikiran. Secanggih-canggih atau setinggi-tinggi pikiran tidak mungkin mengetahui isi relung hati. Begitu pula urusan Tuhan juga urusan hati. Absolut. Sepintar-pintarnya orang tidak bisa mengetahui semua misteri Tuhan.

Sebelum mempelajari filsafat, kit aperlu landasan yang kokoh. Landasan tersebut berupa kejelasan dan kemantapan hati. Urusan ketuhanan berbahaya dipikirkan secara filsafat. Ini merupakan sebuah “warning”. Kita harus menetapkan hati sebagai komandan pengendara pikiran. Satu langkah berfilsafat, 10 langkah beribadah, maka hidup akan aman, tentram, dan damai.

Kegiatan mempelajari filsafat perlu result utk mencari ilmu. Cukup penting untuk pertentangan kontradiksi dalam pikiran. Tapi jangan  sekali-sekali kerisauan duduk dalam hati, karena sebuah kerisauan adalah setan. Jika sudah demikian segera mohon ampun kepada Tuhan, Allah.

Demikian sepenggal hasil meraba filsafat pada kuliah minggu kemarin. Secara garis besar kita dapat berkenalan dengan apa itu filsafat. Filsafat adalah sekedar oleh pikir. Olah pikir untuk menopang spiritualitas kita.

Pertanyaan :

  1. Apakah filsafat hanya sekedar oleh pikir? Jika sebuah olah pikir memberi stimulus terhadap olah raga apakah ha tersebut masih termasuk filsafat?
  2. Bagaimanakah kharakteristik orang yang paham filsafat secara baik itu?
Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Bismillah

Bismillah, menulis kata..

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Thanks Allah

alhamdulillah…
thanks Allah atas semua nikmat ini…

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Gaya Tubuh dalam Keadaan Statis

Percobaan ini berjudul “ Gaya Tubuh dalam Keadaan Statis”. Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mendeskripsikan kelas ketiga system pengumpil pada gaya otot lengan dan menghitung gaya otot yang bekerja. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : barbell, balok kayu, pita ukur, neraca pegas, busur derajar, dan alat tulis.

Pada percobaan ini menggunakan beberapa langkah kerja. Langkah ke – 1 Mengangkat beban ( barbel dan balok kayu ) yang sudah diketahui massanya. Pada  percobaan ini praktikan menggunakan 3 beban dengan massa yang berbeda. Beban yang pertama adalah barbell dengan massa 1 kg. Beban kedua barbell dengan massa 2 kg. Beban ketiga balok kayu dengan massa 0,24 kg.

Langkah ke-2 dalam percobaan ini adalah menghitung panjang lengan bawah ( AB ). Panjang lengan Ab dihitung dari pangkal siku sampai ketitik bawah beban yan gbertumpu pada telapak tangan. Dalam hal ini kami mengukurnya sampai tulang pangkal jari tengah telapak tangan. Panjang AB dari masing – masing anggota kelompok kami  berbeda. Urutan panjang AB dari ketiga anggota kelompok kami dari yang tertpanjang adalah A (Cahya), B (Reni), dan C (Ana). Adanya data panjang lengan (AB) digunakan untuk perhitungan mendapatkan besar gaya otot yang bekerja.

Langkah ke – 3 menetapkan jarak titik tumpu dan gaya otot ( panjang lengan kuasa ). Menurut keadaan yang sebenarnya, jarak titik tumpu dan gaya otot masing– masing orang berbeda. Namun dengan  asumsi umur mahasiswa yang seangkatan hampir sama dan juga rata – rata panjang lengan kuasa orang dewasa hampir sama lebih kurang 4 cm maka dalam percobaan ini panjang lengan kuasa dibuat sama yaitu 4 cm.

Langkah ke-4 menetapkan titik tengah gravitasi ( Cg ) adalah setengah dari panjang lengan bawah.  Langkah ke-5 menuliskan data hasil pengukuran dalam tabel. Langkah ke – 6 menghitung gaya otot (M) dengan persamaan :

Langkah ke – 7 mengulangi percobaan dengan orang ke – 2 dan ke – 3 yang panjang lengannya berbeda. Panjang lengan pada percobaan ini adalah A =34,5 cm, 31 cm, 29 cm.  Langkah ke-8 adalah mengulangi percobaan dengan beban yang berbeda. Langkah ke-9 mengulangi percobaan dengan lengan bawah membentuk sudut tertentu (300, 450, 600) . Langkah ke – 10 menghitung gaya otot (M) dengan persamaan :

Langkah terakhir adalah menyimpulkan bagaimana hubungan besar sudut dengan besar gaya otot.

Pada percobaan ini, klas gaya otot yang terjadi adalah klas 3. Yaitu gaya otot (M) terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat (W). Dalam percobaan ini titik tumpuan berada 4cm dari lengan kita. Sementara gaya otot berada setelah titik tumpu, di mana gaya otot ini mempunyai vektor ke atas dari lengan kita. Gaya berat berada di paling ujung lengan kita. Tepatnya berada di pangkal jari tengah telapak tangan kita yang diberi beban.

Pada obyek  A diperoleh data hubungan antara massa dengan panjang lengan (AB) sebagai berikut :

Sudut W(N) AB(m)
00 2.4 0.335
00 10 0.331
00 20 0.332
300 2.4 0.338
300 10 0.331
300 20 0.33
450 2.4 0.336
450 10 0.33
450 20 0.33
600 2.4 0.34
600 10 0.325
600 20 0.333

Berdasarkan data diatas pada sudut 00 menunjukkan hubungan bahwa jika massa makin berat maka panjang lengan AB akan berkurang, namun kemudian bertambah panjang lagi pada massa 10 N. Pola kenaikan panjang ini serupa dengan sudut 600 . Sedangkan pada sudut 300 dan 60 0 menunjukkan pola bahwa jika massa makin berat maka panjang lengan makin memendek.

Pada objek kedua (B) dapat dilihat hubungan antara massa dan panjang AB sebagai berikut:

Sudut W(N) AB(m)
00 2.4 0.311
00 10 0.3
00 20 0.288
300 2.4 0.309
300 10 0.304
300 20 0.296
450 2.4 0.32
450 10 0.307
450 20 0.296
600 2.4 0.301
600 10 0.34
600 20 0.307

Pada objek kedua ini pola hubungan yang dapat dilihat adalah, pada sudut 00 , 300,dan 450 mengalami pemendekan panjang lengan jika massa bertambah berat. Sedangan pada sudut 600 mengalami perbedaan pola karena pada sudut ini awalnya mengalami kenaikan tapi kemudian mengalami penurunan.

Objek ketiga juga dapat diamati hubungan antara panjang lengan AB dan massa sebagai berikut:

Sudut W(N) AB(m)
00 2.4 0.301
00 10 0.279
00 20 0.295
300 2.4 0.298
300 10 0.287
300 20 0.298
450 2.4 0.3
450 10 0.289
450 20 0.301
600 2.4 0.304
600 10 0.288
600 20 0.303

Pada objek ketiga ini pola hubungan yang dapat dilihat adalah, pada sudut 00 , 300,dan 450 mengalami pemendekan panjang lengan ketika massa bertambah berat dari 2.4 N menuju 10 N. Namun pada saat mendapat beban 20 N, panjang lengan bertambah. Hal ini berbeda dengan objek sebelumnya. Menurut teori, panjang lengan semakin pendek jika beban semakin bertambah.

Percobaan ini juga menghasilkan hubungan antara besar sudut dengan gaya otot yang bekerja. Grafik hubungannya sebagai berikut :

Dari data percobaan yang telah dibuat grafik, maka didapat dilihat bahwa semakin besar sudut maka gaya otor yang dikeluarkan semakin kecil. Pada saat sudut membentuk 300 gaya otot bekerja paling besar diantara ketiga sudut percobaan ini. Gaya otot besarnya palingkecil berada pada sudut 600. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyebutkan demikian.

 

Berdasarkan rumus yang ada, yaitu :

Gaya otot berbanding lurus dengan gaya berat. Jadi jika kita memegang beban yang semakin berat, maka gaya otot yang dikeluarkan juga semakin besar. Gaya otot juga berbanding lurus dengan AB. Jadi gaya otot akan semakin besar jika AB juga semakin panjang. Rumus ini digunakan untuk sudut 00.

Rumus kedua yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

Rumus ini digunakan untuk sudut selain 00. Hubungan antara gaya otot dengan komponen dalam rumus ini hampir sama dengan rumus yang pertama. Bedanya, ada faktor sudut yang berpengaruh terhadap gaya otot. Dari rumus ini diperoleh hubungan bahwa gaya otot (M) berbanding lurus dengan cos , namun besarnya sudut itu sendiri ( berbanding terbalik dengan nilai cos. Jika nilai besarnya sudut semakin tinggi maka nilai cos semakin rendah. Oleh karenanya besarnya sudut berbanding terbalik dengan gaya otot (M).

Dari keseluruhan hasil percobaan yang telah dilakukan, hampir semuanya sesuai dengan hubungan yang ada di teori ( rumus ). Namun ada pula sedikit hasil yang menyimpang dengan teori. Misalnya pada hubungan perbandingan massa dan panjang lengan ( AB). Menurut teori seharusnya panjang lengan berbanding terbalik dengan beban. Ketidaksesuaian hasil dalam percobaan ini dapat diakibatkan karena :

  1. Kurang teliti dalam membaca skala pada pita ukur saat mengukur panjang lengan.
  2. Tidak sama dalam meletakkan ujung pita ukur di siku – pangkal tulang jari penumpu beban ( A – B ).
  3. Kesalahan dalam menuliskan hasil pengukuran kedalam data pengamatan.
  4. Posisi lengan yang berubah saat dilakukan pengukuran.
  5. Titik awal pengukuran sudut yang tidak tetap.
Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

ANEMIA

ANEMIA

    A. Pengertian Anemia

    Anemia dikenal sebagai kekurangan darah. Hal ini dikarenakan :

    1. berkuranya konsentrasi hemoglobin
    2. turunnya hematokri
    3. jumlah sel darah merah berkurang

    Dengan demikian, anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam sel darah merah kurang dikarenakan adanya kelainan dalam pembentukan sel, perdarahan atau gabungan keduanya.

    Anemia tidak hanya dikenal sebagai kurang darah. Perlu diketahui bahwa ada bermacam – macam anemia, yakni :

    1. Anemia karena kurang zat besi (Fe).
    2. Anemia karena pendarahan.
    3. Anemia kronis.
    4. Anemia karena gangguan penyerapan zat besi (Anemia dispagia sideropenik).
    5. Anemia karena kekurangan darah karena kehamilan.
    6. Anemia karena infeksi parasit (seperti penyakit cacing tambang).
    7. Anemia sel besar (megaloblastik).
    8. Anemia pernisiosa karena ganggungan pennyerapan vitamin B12 akibat keurangan asam lambung (anhydra).
    9. Anemia sejak lahir (kelainan penyerapan vitamin B12 sejak lahir meskipun asam lambung tidak ada gangguan).
    10. Anemia karena infeksi cacing dipilotrium (juga terganggu penyerapan vitamin B12).
    11. Anemia karena gangguan penyerapan vitamin B12 karena beberapa kelainan seperti operasi pemotongan usus halus atau akibat diare kronis (cronik tropical sprue)
    12. Anemia scorbut (kekurangan vitamin C).
    13. Anemia sel besar dalam kehamilan (megaloblastik anemia of pregnancy)
    14. Anemia asam arotik (karena kekurangan enzim asam orotidilik dekarboksilase hingga tubuh tidak mampu mengubah asam orotik menjadi orotidilik hingga asam orotik dikeluarkan melalui air seni).
    15. Anemia sel besar akibat mengkonsumsi obat anti kejang.

    B. Penyebab Anemia

    Anemia merupakan penyakit yang dipicu oleh berbagai penyebab. Berikut ini adalah timbulnya anemia, antara lain :

    1. Kegagalan sumsum tulang belakang
      • Anemia aplastik (gangguan pembentukan sel darah merah disertai gangguan pembentukan sel darah lain) dan anemia aplastik sel darah merah yang murni.
      • Kerusakan sumsum tulang seperti pada keganasan, osteoporosis, dan myelo fibrosis ( jaringan sumsum tulang digantikan jaringan fibrosis) seperti pada penyakit ginjal kronis dan defiensi vitamin D.
      • Produksi hormon pankreas kurang seperti pada :

    1)      Penyakit ginjal kronis

    2)      Produksi hormon kelenjar gondok kurang

    3)      Produksi hormon pituitary kurang

    4)      Kurang gizi terutama protein

    5)      Peradangan kronis

    6)      Mutasi hemoglobin hingga kurang kemampuan mengikat oksigen

    Gangguan pematangan sel darah merah dan sel darah merah kurang efektif pada :

      1. Pematangan sitoplasma sel terganggu karena :
      2. Pematangan inti sel darah merah terganggu karena:
      3. Penyakit orotic asiduria
      4. Anemia hemolitik (sel darah merah cepat hancur)
      5. Sel darah merah yang dibentuk normal tetapi penghancuran sel terlalu cepat.
      6. Tanda dan Gejala

    Gejala anemia berdasarkan mekanisme dan atofisiologi anemia. Gejala dan tanda- tandanya merupakan respons atau kompensasi jantung dan pernafasan berdasar berat dan lamanya jaringan mengalami kekurangan oksigen.

    Tanda – tanda dan gejala anemia :

    1. Hb lebih rendah dari 7 mg%
    2. Penderita mengeluh lemah
    3. Sakit kepala
    4. Telinga mendenging
    5. Penglihatan berkunang – kunang
    6. Merasa cepat letih dan sempoyongan
    7. Mudah tersinggung
    8. Menstruasi berhenti
    9. Libido berkurang

    10.  Gangguan saluran cerna

    11.  Selaput putih mata kuning

    12.  Organ limpa membesar

    13.  Nafas sesak, mula-mula nafas dalam, lama-kelamaan menjadi dangkal akhirnya jantung sampai shok.

    14.  Nadi lemah dan cepat

    15.  Hipotensi ortostatik (tekanan darah turun pada waktu perubahan posisi dari duduk ke berdiri atau dari berbaring ke posisi duduk).

    16.  Tekanan darah sedikit naik sebagai akibat refleks penyempitan pembuluh darah kecil (arteriol, lama-kelamaan tekanan darah turun sekali sampai mengakibatkan kematian).

    D. Pencegahan dan Pengobatan Anemia

    Menurut (http://mediatangsel.com/tag/pencegahan-anemia) , pencegahan anemia dapat dilakuan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat gizi cukup. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat diperoleh dari sayur-sayuran berwarna hijau tua seperti bayam, kankung, buncis, kacang polong, dan kacang-kacangan.

    Pengobatan penyakit anemia dapat dilakukan dengan cara :1.      Pemberian zat besi (Fe)

    Langkah untuk mengatasi anemia yang jelas penyebabnya, pemberian

    Fe kurang berhasil sebelum penyebabnya diatasi. Anemia yang tidak terlalu berat (sedang) biasanya disebabkan pendarahan. Preparat Fe biasanya diberikan dalam bentuk garam (seperti Ferrous sulfat, glukonat atau fumarat) atau dalam bentuk gabungan dengan gula (sacharat) diberikan per oral tetapi perlu dipertimbangkan pemberian obat maag (antasida) dan makanan yang mengganggu penyerapan preparat besi (Fe), sedangkan penambahan vitamin C meningkatkan penyerapan Fe.

    Preparat Fe dalam bentuk kapsul penyerapannya kurang baik. Namun demikian pemberian Fe per oral jauh lebih aman jika dibandingkan dengan pemberian secara suntikan. Pemberian Fe suntikan biasanya diberikan kepada penderita yang kurang toleransi bila diberikan per oral atau karena penderita kehilangan banyak darah seperti pada congenital teleangiectasi hemerrhagic (terjadi pelebaran pembuluh kapiler sejak lahir).

    Respons pemberian zat besi baru terlihat setelah 7-10 hari. Hal ini terlihat dalam preparat sel retikulosit (sel muda bakal jadi sel darah merah). Bila dengan pemberian Fe anemia tidak bisa diatasi berarti pendarahan masih terus berlangsung atau ada proses kegananasan di dalam tubuh penderita.

    2.      Tranfusi darah

    Secara umum pengobatan anemia tidak memerlukan tranfusi. Tranfusi baru diperlukan jika penderita anemia sudah mengalami kelainan jantung.

    3.      Pemberian ATG

    Pemberian ATG ini dilakukan dengan dosis 15 mg/kg BB dilarutkan dalam cairan garam fisiologis melalui infus selama 4-6 jam dalam jagka waktu 10 hari berturut-turut.

    Transplantasi sumsum tulang

    Transplantasi ini dari kembaran penderita yang biasanya dilakukan pada pengobatan anemia aplastik.

    Pemberian EPO ( Erythropoetin)

    Pemberian EPO ini berguna untuk merangsang pembentukan sel darah merah. Hormon androgen atau kartikosteroid boleh dicoba untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah (erythroprotein) serta melindungi penghancuran sel darah merah (hemolisis). Hidroksi urea 500 mg/hari atau selang sehari bisa mengurangi pembesaran organ limpa hinga penghancuran sel darah merah juga dapat diatas.

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2010. Anemia pada situs http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia. Diakses pada 25 November 2010 pukul 11.04 WIB.

    Blog Dokter.2008. Anemia pada situs : http://www.blogdokter.net/2008/06/17/anemia/. Diakses pada 25 November 2010 pukul 11.19 WIB.

    Faisal Yatim. 2003. Talasemia, Leukimia, dan Anemia. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

    Medan.2010. Kenali Beberapa Jenis Anemia pada situs http://www.medanpunya.com/hidup-sehat/tips/7263-kenali-beberapa-jenis-anemia. Diakses pada 25 November 2010 pukul 11.28 WIB.

    Mediatangasel. 2010. Gejala Anemia, Pencegahan Anemia, dan Obat Anemia pada situs: http://mediatangsel.com/gejala-anemia-pencegahan-anemia-dan-obat-anemia.html. Diakses pada 25 November 2010 pukul 11.12 WIB.

    Kimball, John W. 1983. Biologi Jlid 2. Jakarta : Erlangga.

    Wiki.2010. Jenis-Jenis Anemia pada situs http://wikimedya.blogspot.com/search/label/Ilmu%20Kedokteran. Diakses pada 25 November 2010 pukul 11.32 WIB.

     

    Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

    Kadar Timbal di Jogja

    Kadar timbal di perkotaan adalah 0,3656-75,7 uq/m3, atau melebihi ambang batas maksimum timbal di udara sebesar 2 uq/m3. Kawasan Jalan Diponegoro, Jetis memiliki kandungan timbal tertinggi.

    Sumber : harianjogja.com (Rabu, 21 Januari 2009 09:13:15)

    Kadar timbal berkisar antara 0,24-1,60 µg/m3 dibawah ambang batas

    yakni 2,00 µg/m3. JL Malioboro, Simpang Empat Gramedia, Batas Kota Jl Laksda Adisucipto, Borobudur Plasa, Jl Kusumanegara, Kantor Pos Besar, Wirobrajan, Tugu, Simpang Tiga Kotagede, Mirota Kampus dan Jalan Jlagran.

    Sumber: BID / UPIK Kota Jogja

    (http://upik.jogjakota.go.id/news/index.cfm?berita_id=09022007094614&x=2)

    BERITA – jawa.infogue.com – YOGYAKARTA, – Empat lokasi di Yogyakarta, yakni Wirobrajan, Jalan Parangtritis, simpang empat Mirota Kampus, dan kawasan di sekitar Kantor Pos Besar Yogyakarta diketahui terce mar logam berat timbal. Kadar timbal di udara pada empat lokasi berlalulintas padat itu mengandung timbal di atas ambang batas.

    Kepala Subbagian Pemulihan Lingkungan Bidang Pengawasan dan Pengendalian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Pieter Lawoasal mengatakan, kandungan timbal (Pb) di empat lokasi tersebut telah lebih 2 bagian per satu juta bagian (ppm). Hasil ini diperoleh dari pengukuran pada Bulan September lalu.

    “Di tempat lain, kandungan timbal masih di bawah ambang batas baku mutu, yaitu rata-rata 1,2 ppm,” katanya di Yogyakarta, Jumat (11/12).

    (http://jawa.infogue.com/udara_wirobrajan_dan_kantor_pos_yogya_tercemar)

    Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

    Media Pembelajaran

    Media pembelajaran yang baik perlu memperhatikan hal – hal berikut :

    • need assessment
    • front end analysis
    • audience analysis
    • technology analysis
    • situation analysis
    • task analysis
    • critical incident analysis
    • issue analysis
    • objective analysis
    • media analysis
    • extant data analysis
    • cost analysis
    Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

    Sekilas Metode Ilmiah

    The scientific method is a process for experimentation that is used to explore observations and answer questions. Metode ilmiah adalah proses untuk percobaan yang digunakan untuk mengeksplorasi pengamatan dan menjawab pertanyaan. Scientists use the scientific method to search for cause and effectsebab dan akibat di alam. In other words, they design an experiment so that changes to one item cause something else to vary in a predictable way. Dengan kata lain, mereka merancang percobaan sehingga perubahan pada salah satu sesuatu yang menyebabkan item lain untuk berubah dengan cara diprediksi. relationships in nature. Para ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk mencari hubungan

    Just as it does for a professional scientist, the scientific method will help you to focus your science fair project question, construct a hypothesis, design, execute, and evaluate your experiment. Sama seperti halnya untuk seorang ilmuwan profesional, metode ilmiah akan membantu Anda untuk fokus ilmu Anda pertanyaan proyek yang adil, membangun hipotesis, desain, melaksanakan, dan mengevaluasi percobaan Anda.

    Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

    POTENSI TOPOGRAFI KARST DI GUNUNGKIDUL

    ABSTRAK, Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di DIY yang wilayahnya sebagian besar terdiri dari topografi karst. Selama ini Gunungkidul lebih dikenal dengan sebutan daerah gersang, kekurangan air, dsb. Adanya topografi karst membuat Gunungkidul menjadi jelek di mata masyarakat luar. Padahal topografi karst menyimpan segudang potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan Gunungkidul. Potensi yang dimiliki kawasan karst di Gunungkidul perlu digali agar dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kehidupan  manusia, khususnya masyrakat setempat. Penggalian potensi perlu diimbangi dengan adanya norma terhadap lingkungan.

    Artikel ini dibuat dengan cara pengamatan, wawancara, observasi, pencarian informasi dari berita, dan referensi buku maupun internet. Dari proses tersebut saya berhasil menguraikan informasi mengenai potensi topografi karst di Gunungkidul. Karst adalah bentuk bentang alam pada batuan karbonat yang bentuknya sangat khas berupa bukit lembah dolian dan goa. Potensi topografi karst di antaranya potensi mineral, potensi air, potensi wisata, potensi ilmu pengetahuan, potensi organic, dan potensi sosial.

    Pemanfaatan potensi-potensi tersebut tentunya akan didampingi kendala-kendala. Pemanfaatan potensi-potensi di atas tentunya membutuhkan modal yang tidak kecil. Potensi yang sebenarnya besar namun sulit untuk dimanfaatkan secara optimal adalah potensi air. Modal untuk memanfaatkan sungai bawah tanah secara optimal tampaknya cukup besar. Hal ini belum ditambah mulai adanya degradasi penggunaan lahan di daerah karst. Penambangan yang tidak memperhatikan norma lingkungan telah membuat lingkungan rusak. Perlu adanya kerjasama semua pihak agar pemanfaatan potensi karst di Gunungkidul dapat berjalan maksimal namun tidak merusak lingkungan.

    ( kata kunci : topografi karst, potensi, pembangunan, norma lingkungan )

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Gunungkidul merupakan salah satu kebupaten di DIY yang hampir semua wilayahnya termasuk ke dalam topografi karst. Adanya topografi ini menjadikan gunungkidul lebih dikenalk dengan sebutan daerah kapur nan gersang. Namun di balik itu semua, ternyata kawasan Gunungkidul yang mempunyai topografi karst menyimpan potensi yang besar bagi kehidupan manusia.

    Potensi yang dimiliki kawasan karst di Gunungkidul perlu digali agar dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kehidupan manusia, khususnya masyrakat setempat. Penggalian potensi perlu diimbangi dengan adanya norma terhadap lingkungan.

    Makalah ini akan menampilkan beberapa hal tentang terminologi karst, potensi karst yang dapat dimanfaatkan (dalam makalah ini penulis memfokuskan potensi pengembangan daerah karst di kabupaten Gunung Kidul), dan dampak pemanfaatan daerah tersebut dari berbagai sudut pandang. Harapannya usaha pemanfaatan potensi ini dapat berjalan maksimal dengan usaha yang sedemikian rupa hingga dampak yang bersifat negatif dapat diminimalisir.

    B. Permasalahan

    1. Apakah yang dimaksud dengan topografi karst?
    2. Apa saja potensi dan pemanfaatan topografi karst di Gunungkidul?
    3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan potensi kawasan karst?

    C. Tujuan

    1. Mengatahui pengertian daerah karst.
    2. Mengetahui berbagai macam potensi dan pemanfaatan daerah karst di Gunungkidul.
    3. Mengatahui kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan potensi karst.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Topografi Karst

    Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast’ yang merupakan nama suatu daerah di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Slain itu ada pula yang menyebutkan bahwa istilah karst berasal dari bahasa Slovenia, terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali oleh pembuat peta- peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah berbatuan gamping berhutan oak di daerah yang bergoa di sebelah Barat laut Yugoslavia dan sebelah Timur Laut Italia. Istilah karst akhirnya dipakai untuk menyebut semua daerah berbatuan gamping di seluruh dunia yang mempunyai keunikan dan spesifikasi yang sama, karena proses pelarutan (solusional), bahkan berlaku pula untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti gypsum, serta batuan garam dan anhidratnya.

    Berdasarkan pengertian dalam ketentuan umum Kepmen ESDM nomor 1456 K/20/MEM/2000 tentang pedoman pengelolaan kawasan karst disebutkan bahwa yang dimaksud kasrt adalah bentuk bentang alam pada batuan karbonat yang bentuknya sangat khas berupa bukit lembah dolian dan goa. Syarat-syarat berkembangnya topografi karst antara lain :

    1. Terdapat batuan yang mudah larut (dolomit dan batu gamping),
    2. Batu gamping dengan kemurnian tinggi,
    3. Lapisan batuan yang tebal,
    4. Terdapat banyak retakan (diaklas),
    5. Berada pada daerah dengan curah hujan tinggi (tropis basah),
    6. Memiliki vegetasi penutup lahan dengan kerapatan tinggi.

    Di Indonesia terdapat beberapa daerah topografi karst diantaranya berada di pulau Jawa meliputi daerah pegunungan Sewu, perbukitan Rembang, dan Jampang (sebelah selatan Jawa Barat). Selain itu, juga ditemukan di beberapa daerah di Sulawesi Tengah, daerah Papua (di Kepala Burung pada formasi Klasafet, serta di Sumatera Selatan dan Aceh.

    Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu wilayah dengan topografi karst-nya (Pegunungan Sewu) yang telah mendunia. Bahkan pernah disebut-sebut sebagai salah satu warisan dunia karena keunikannya. Karst Pegunungan Sewu dicirikan dengan berkembangnya kubah karst, yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal. Karst Pegunungan Sewu juga dicirikan dengan bentukan dolin yang setiap musim penghujan selalu terisi air yang kemudian disebut telaga, yang jumlahnya ratusan. Luas karst Gunung Sewu mencapai 3300 km2 yang meliputi Propinsi DIY, Jawa Tengah, dan Propinsi Jawa Timur.

    Gambar 1. Danau Dolin Beton

    Gambar 2. Kubah Karst Playen

    B. Potensi dan Pemanfaatan Topografi Karst di Gunungkidul

    1. Potensi Mineral

    Batuan karbonat (batu gamping) merupakan salah satu dari sumber mineral terbesar di daerah karst. Batuan ini sering digunakan sebagai ornamen/hiasan, campuran pembuatan semen, serta bahan baku industri-industri seperti untuk bahan pemutih, penjernih air dan bahan pestisida.

    2. Potensi Air

    Pada dasarnya, karena merupakan batuan yang kompak, batugamping bersifat impermeabel. Adanya sistem rekahan atau rongga-rongga pelarutan di dalamnya, menyebabkan batugamping dapat bertindak sebagai akifer yang cukup baik. Potensi air di permukaan lebih banyak diwujudkan dalam bentuk danau dolin (sering disebut telaga).

    Gambar 3. Sistem akifer media rekahan pada batugamping (Imam Sadisun dalam Puradimaja, 1993)

    Gambar 4. Sungai bawah tanah Goa Kali Suci

    Selain sungai bawah tanah, potensi air di daerah karst juga dapat diperoleh melalui mata air-mata airnya. Keunggulan mata air karst adalah waktu tundanya yang panjang antara hujan hingga keluar ke mata air karena sifat batuannya yang impermeabel. Bila waktu tunda mata air empat bulan, hujan maksimum yang jatuh Januari akan menghasilkan debit maksimum bulan Mei. Dengan demikian beberapa mata air karst justru debitnya besar saat kermarau.

    3. Potensi Wisata dan Ilmu Pengetahuan

    Keunikan daerah karst sebenarnya juga dapat dimanfaatkan sebagai daerah tujuan wisata. Apalagi, Gunung Kidul juga masih memiliki potensi wisata keindahan pantainya yang cukup terkenal (pantai Baron dan Kukup) yang bisa dijadikan ajang sebagai “teman promosi” wisata karst.

    Gambar 8. Pantai Kukup

    Daerah karst memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang tidak ada di daerah lain. Sebagai contoh di bawah permukaan karst, sering terdapat goa-goa beserta ornamennya yang begitu eksotis. Goa di sini tidak hanya goa horisontal, namun adapula goa vertikal yang cocok untuk para pecinta caving. Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah.

    Gambar 6. Ornamen-ornamen goa karst.

    Di samping potensi wisata, daerah karst juga berpotensi untuk memajukan kecerdasan bangsa melalui keunikan-keunikannya yang diteliti oleh para ilmuan. Karst termasuk salah satu obyek kajian berbagai disiplin ilmu, seperti geomorfologi, hidrologi, biospeleologi, geologi, arkeologi, dan karstologi.

    Gambar 7. Goa Gremeng

    4. Potensi Organik

    Meski jumlahnya kian menurun, populasi fauna-fauna daerah karst sebenarnya sangat menguntungkan manusia. Fauna-fauna yang sering dijumpai di daerah karst diantaranya, ular, walet, dan kelelawar. Keberadaan (paling tidak) tiga hewan tersebut secara tidak langsung juga mempengaruhi produksi tanaman-tanaman pangan. Sebagai contoh ular. Ular merupakan salah satu predator tikus (yang merupakan golongan hama tanaman). Menurunnya populasi ular dapat mengakibatkan menaikkan bahkan meledakkan populasi tikus yang akhirnya dapat menimbulkan kegagalan panen.

    5. Potensi Sosial

    Nilai sosial-budaya kawasan karst selain menjadi tempat tinggal juga mempunyai nilai spiritual/religius, estitika, rekreasional dan pendidikan. Banyak tempat di kawasan karst yang digunakan untuk kegiatan spiritual/religius. Banyak aspek hubungan antara manusia dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat spiritual khususnya dengan keyakinan masyarakat dengan fenomena alam di sekitarnya seperti halnya gua. Hubungan antara manusia dan alam disekitarnya pada dasarnya akan memberikan pelajaran kepada manusia bagaimana melestarikan alam dan dekat dengan Sang Penciptanya.(http://www.edukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=188&fname=all.htm )

    C. Kendala yang Dihadapi dalam Pemanfaatan Potensi Karst

    Pemanfaatan potensi-potensi di atas tentunya membutuhkan modal yang tidak kecil. Potensi yang sebenarnya besar namun sulit untuk dimanfaatkan secara optimal adalah potensi air. Modal untuk memanfaatkan sungai bawah tanah secara optimal tampaknya cukup besar. Hal ini belu ditambah mulai adanya degradasi penggunaan lahan di daerah karst.

    Daerah karst dikenal sebagai daerah yang rentan terhadap kerusakan lahan. Hal ini disebabkan banyaknya rekahan yang menjadikan polutan sekecil apapun dapat masuk melalui pori-pori tanah dan bercampur dengan sistem sungai bawah tanah. Beberapa kegiatan seperti pertambangan, alih fungsi lahan, dan pemanfaatan potensi-potensi yang tidak berorientasi lingkungan akan memperparah degradasi lahan di daerah karst.

    Di dalam Karst Kelas I tidak boleh ada kegiatan usaha pertambangan, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan penelitian yang tidak merubah atau merusak bentuk-bentuk morfologi dan fungsi Kawasan Karst. Karst kelas ini merupakan kawasan yang perlu dikonservasi.

    Gambar 8. Kerusakan Bukit Karst di daerah Bedoyo Ponjong Gunungkidul akibat penambangan yang tidak memperhatikan lingkungan

    Berdasarkan aturan tersebut di atas, seharusnya karst di Gunung Kidul juga harus mulai diklasifikasikan agar bagian-bagian yang harus dikonservasi maupun bagian yang dapat dimanfaatkan dapat terkontrol. Adanya pengklasifikasian diharapkan dapat mengurangi degradasi lingkungan yang mulai terjadi di daerah Karst Gunung Kidul. Menurut http://www.kompas.com, dari tahun 1990 sampai 2006 terjadi kerusakan setidaknya terhadap 50 bukit karst di sana. Ditengarai usaha penambangan yang tidak mengenal lagi aspek lingkungan menjadi tersangkanya.

    Selain penambangan, pemanfaatan lain seperti untuk tempat wisata juga perlu diperhatikan. Pemanfaatan tersebut bisa saja akan merusak ekosistem yang telah terbentuk yang selama ini sebenarnya justru menguntungkan manusia meski secara tidak langsung.

    Lepas dari itu semua, kunci berbagai masalah dalam pemanfaatan potensi karst dan kendalanya ini adalah kesadaran akan lingkungan dan adanya rantai kemiskinan yang telah melingkar. Kesadaran lingkungan yang kurang sebenarnya adalah dampak ketidaktahuan masyarakat terhadap suatu hal. Akibatnya dia tidak tahu apakah yang diperbuatnya itu merugikan atau tidak. Sumber ketidaktahuan tersebut adalah lingkaran kemiskinan yang melingkar di beberapa wilayah tidak hanya di Gunung Kidul, tetapi juga di berbagai wilayah di negeri ini.

    Agar pemanfaatan potensi topografi karst di Gunungkidul dapat berjalan maksimal, maka diperlukan bantuan berbagai pihak dalam rangka memaksimalkan potensi yang ada namun tetap mengikuti norma lingkungan.

    BAB III

    KESIMPULAN

    Daerah topografi karst menyimpan banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Potensi tersebut antara lain :

    1. Potensi Mineral
    2. Potensi Air
    3. Potensi Wisata
    4. Potensi Ilmu Pengetahuan
    5. Potensi Organik
    6. Potensi Sosial

    Pemanfaatan potensi-potensi tersebut tentunya akan didampingi kendala-kendala. Kendala yang pertama dalam usaha pemanfaatan tersebut adalah modal. Selain itu faktor pemanfaatan yang tidak mengikuti norma lingkungan juga menghambat pemanfaatan potensi. Perlu adanya kerjasama semua pihak agar pemanfaatan potensi karst di Gunungkidul dapat berjalan maksimal namun tidak merusak lingkungan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdillah Imron Nasution. 2008. Kawasan Karst dan Konservasi pada situs http://karstaceh.com/entrance/kawasan-karst-dan-konservasi. Diakses pada 25 April 19.40 WIB.

    Daris Jati. 2008. Wisata Karst Gunungkidul pada situs http://jati11.multiply.com/photos/album/5/Wisata_Karst_GunungkidulDibyosap. Diakses pada 25 April 2010 pukul 19.07 WIB.

    Endif. 2010. Hidrogeologi Karst (Karst hydrogeology) pada situs http://www.fitb.itb.ac.id/kk-geologi-terapan/wp-login.php. Diakses pada 25 April 2010 pukul 19.24 WIB.

    Heru Pramono. 2003. Geomorfologi Dasar. Yogyakarta : FISE UNY.

    Kabupaten Gunungkidul. 2007. Wisata Alam Karst pada situs http://gunungkidulkab.go.id/home.php?mode=content&submode=detail&id=620. Diakses pada 25 April 2010 pukul 19.33 WIB.

    Langit Ardhy Susilo. 2008. Karst Gunung Kidul, Potensi Pemanfaatan, Dan Dampaknya Bagi Lingkungan pada situs http://langitbiru89.multiply.com/journal/item/25/KARST_GUNUNG_KIDUL_POTENSI_PEMANFAATAN_DAN_DAMPAKNYA_BAGI_LINGKUNGAN. Diakses pada 24 April 20.04 WIB.

    Syawal. 2009. Morfologi Karst pada situs http://syawal88.wordpress.com/2009/02/21/morfologi-karst/. Diakses \pada 25 April 2010 pukul 19.55 WIB.

    Tjahyo Nugroho dkk.1999. Kawasan Karst dan Pengembangannya pada situs http://endjivanhouten.wordpress.com/2008/06/05/kawasan-karst-dan-prospek-pengembangannya/. Diakses pada 25 April 2010 pukul 20.09 WIB

    Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

    Hello world!

    Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

    Dipublikasi di Uncategorized | 1 Komentar